Pages
masjid pertama di jepang
Kobe Mosque merupakan masjid pertama di Jepang. Masjid ini dibangun tahun 1928 di Nakayamate Dori, Chuo-ku. Kobe berarti Gate of God atau Gerbang Tuhan.
Banyak pedagang muslim, di antaranya dari India dan Turki yang berinisiatif mendirikan masjid sebagai tempat ibadah bersama. Setelah mendapat izin dari kekaisaran Jepang, dan dibantu para arsitek India, dengan arsitektur bergaya Turki, akhirnya pada bulan Oktober 1935, masjid ini resmi dibuka untuk tempat ibadah umat muslim.
Pada masa perang dunia kedua, ketika bom sekutu meluluhlantakkan bangunan di Jepang, masjid ini tetap berdiri kokoh atas perlindungan Allah swt.
Kini masjid yang memiliki imam masjid Imam Mohsen Shaker al-Bayoumi, lulusan Universitas Al Azhar, Kairo, memiliki bangunan berlantai tiga untuk menampung jemaah muslim setempat maupun pendatang yang jumlahnya berkembang pesat. Dua orang Jepang muslim pertama yang diketahui ialah Mitsutaro Takaoka/Taro Takaoka yang memeluk Islam pada tahun 1909 dan mengambil nama Omar Yamaoka selepas menunaikan haji di Mekah. Serta Bumpachiro Ariga yang pada waktu yang sama telah pergi ke India untuk berniaga dan kemudian memeluk Islam di bawah pengaruh orang-orang muslim setempat, serta mengambil nama Ahmad Ariga.
Pada hikayat yang berlainan dikisahkan bahwa seorang Jepang yang dikenali sebagai Torajiro Yamada mungkin merupakan orang Jepang muslim pertama ketika beliau melawat negara Turki disebabkan kasihan terhadap mereka yang nahas dalam kapal Ertugrul. Beliau mengambil nama Abdul Khalil.
Komunitas muslim, konon bermula datangnya beratus-ratus, pelarian muslim Turki, Uzbek, Tajik, Kirghiz, Kazakh dan Tatar Turki. Yang lain dari Asia Tengah dan Rusia, dampak dari Revolusi Bolshevik semasa Perang Dunia I. Orang-orang muslim yang diberikan perlindungan di Jepang ini, menetap di beberapa bandar raya utama di sekitar Jepang dan menumbuhkan komunitas-komunitas muslim yang kecil. Sebagian orang Jepang memeluk Islam melalui hubungan mereka dengan orang-orang muslim ini.
Ada sebuah kisah menarik, pilot-pilot Jepang yang pergi ke negara-negara Asia Tenggara seperti Malaysia sebagai tentera semasa Perang Dunia II diajarkan mengungkapkan Laillaha illallah ketika pesawat-pesawat mereka ditembak jatuh di kawasan-kawasan ini supaya mereka tidak dibunuh. Sebuah pesawat Jepang telah dikatakan ditembak jatuh dan pilotnya ditangkap oleh penduduk-penduduk.
Apabila pilot itu menjeritkan kata-kata tersebut, dia menjadi heran ketika penduduk-penduduk itu mengubahkan sikap-sikap mereka terhadapnya, dan memperlakukannya dengan baik. Hingga kini umat muslim di Jepang berkisar 200 ribu dengan 50 ribu di antaranya merupakan warga pribumi Jepang.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Diberdayakan oleh Blogger.
0 komentar:
Posting Komentar